Akselerasi Industri Hijau, Kemenperin Luncurkan Aplikasi Pengawasan Kualitas Udara
Dalam rangka untuk terus mendorong sektor manufaktur agar dapat mengadopsi prinsip industri hijau dalam proses produksinya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menciptakan aplikasi “Udaraku”. Aplikasi tersebut dikembangkan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) Semarang. Balai yang berada di salah satu unit kerja Kemenperin, yakni Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), memiliki “tugas” untuk menghidupkan inovasi teknologi yang praktis dan aplikatif bagi industri dan masyarakat, baik dalam rangka pemenuhan regulasi maupun mitigasi risiko kerusakan lingkungan. Adapun aplikasi tersebut, merupakan bagian dari pengembangan Adaptive Monitoring System (AiMS) yang telah dilakukan sebelumnya. Upaya strategis yang dilakukan Kemenperin tersebut bertujuan untuk mewujudkan industri manufaktur nasional yang tangguh dan berwawasan lingkungan, sekaligus berinovasi dengan pemanfaatan teknologi industri 4.0 sesuai arah peta jalan “Making Indonesia 4.0”. “Kami telah menginisiasi penerapan optimalisasi teknologi industri guna menciptakan pembangunan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan, dan inklusif. Hal ini sejalan dengan langkah untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (16/1). Informasi Real Time Sementara itu, Kepala BSKJI, Andi Rizaldi menerangkan, “Aplikasi berbasis website ini merupakan bentuk dukungan Kemenperin melalui BBSPJPPI kepada masyarakat industri dalam upaya meningkatkan pemantauan kualitas udara yang lebih efektif di Indonesia.” Produk inovatif berbasis IoT (Internet of Things) tersebut menampilkan dashboard yang menyediakan informasi data kualitas udara secara real time Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) sesuai P.14/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2020. ISPU merupakan laporan kualitas udara kepada publik untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara, dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. “ISPU dihitung dengan melakukan perubahan nilai konsentrasi pencemar menjadi indeks pencemar yang diekspresikan dalam bentuk angka dan warna,” jelas Andi. Hal ini dilakukan agar indeks pencemar tersebut lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan sebagai penunjuk kualitas udara. Aplikasi Udaraku menampilkan ISPU dari debu partikulat yang ada di udara baik PM 1, PM 2.5 maupun PM 10. Tampilan aplikasi Udaraku sedang dikembangkan untuk dapat diatur sebagai Public View, Industry/ User View, dan Admin View. Fitur export data yang dimiliki aplikasi Udaraku memungkinkan pihak industri melakukan evaluasi pengelolaan limbah udara mereka dan memungkinkan pihak regulator menyusun rencana aksi kualitas udara. “Kebutuhan industri dalam mematuhi regulasi ISPU sangat penting, dan aplikasi Udaraku harus terus dikembangkan agar dapat segera dimanfaatkan oleh industri,” ungkap Andi. baca juga: Kawasan Wisata Pulau Nirup Jadi Prototipe Destinasi Hijau di Batam Kepala BBSPJPPI Sidik Herman menyampaikan bahwa aplikasi Udaraku dikembangkan untuk memenuhi SNI 9178:2023 tentang Uji Kinerja Alat Pemantauan Kualitas Udara yang Menggunakan Sensor Berbiaya Rendah, dalam hal penggunaan sensor berbiaya murah yang digunakan. “Aplikasi ini siap dikomersialisasikan dan dashboard yang ditawarkan memungkinkan pemantauan bekerja melalui data reporting dari sensor yang akan disebar di wilayah Indonesia,” tuturnya. Sidik berharap, aplikasi Udaraku dapat memberikan dampak positif yang besar dalam meningkatkan tingkat kualitas ISPU. “Selain itu, kami menekankan bahwa peran serta dan kerja sama dari semua pihak akan menjadi faktor utama dalam usaha bersama menciptakan lingkungan udara yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat,” tandasnya. Layanan Teknis Sebelumnya diberitakan, guna semakin mengatrol kinerja industri manufaktur nasional, Kemenperin berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan teknis yang dibutuhkan di dunia industri. Misalnya, menyediakan problem solving bagi dunia industri, perluasan implementasi industri 4.0 dan green industry, serta upaya mendukung dekarbonisasi melalui verifikasi dan validasi Gas Rumah Kaca. Layanan teknis tersebut dengan mendirikan Lembaga Sertifikasi Personil (LSP), Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca dan Lembaga Inspeksi (LI), pada tahun 2023. Dukungan tersebut telah memberi hasil, di mana pada tahun 2023 ada tambahan enam industri yang telah mengantongi sertifikat industri hijau, di mana keenamnya berasal dari kategori industri tekstil. Enam perusahaan yang berhak menggunakan logo industri hijau, di mana pada periode 2017-2022 tercatat sudah ada 71 perusahaan industri yang telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan manajemen standar industri hijau.
Sekarang, Perlu Beton Siap Pakai Bisa Beli Lewat Aplikasi
Dalam rangka menjawab kebutuhan beton siap pakai berkualitas baik dan memudahkan konsumen, PT Adhimix Ready Mix Concrete (RMC) Indonesia, meluncurkan aplikasi online Adhimix Retail. Aplikasi on demand berbasis Web, Android, dan IOS tersebut menjadi pelopor aplikasi online untuk memenuhi kebutuhan beton siap pakai bagi pelanggan Business to Business (B2B)/badan usaha dan Business to Consumer (B2C) atau perorangan, mulai dari skala kecil hingga menengah. PT Adhimix RMC adalah anak perusahaan PT Adhimix Precast Indonesia, penyedia produk beton siap pakai kualitas terbaik untuk proyek konstruksi bangunan dan infrastruktur. Berdiri pada tahun 2018, awalnya merupakan Divisi Readymix PT Adhimix Precast Indonesia. Seiring dengan pertumbuhan bisnis yang semakin pesat, di tahun yang sama PT Adhimix Precast Indonesia kemudian membentuknya menjadi anak usaha. Anak usaha ini berfokus pada bisnis utama penyediaan beton siap pakai kualitas terbaik. Beton siap pakai Adhimix memenuhi standar baku mutu yang sangat tinggi untuk proyek konstruksi rumah tinggal, pabrik/gudang, jalan utama dan lingkungan, ruko, kantor, kolam renang, atau struktur konstruksi lainnya. Melalui aplikasi tersebut, pelanggan B2B dan B2C dapat memesan beton siap pakai dan turunannya, secara mudah (user friendly) dan aman (secure) layaknya aplikasi on demand lainnya. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur unggulan, di antaranya ketersediaan produk secara real-time, opsi sistem pembayaran (termasuk paylater), tracking kendaraan angkut beton berbasis google map, surat jalan siap unduh, hingga saran mutu beton. Beton siap pakai berkualitas tinggi yang dipesan diolah di pabrik beton khusus (batching plant) menggunakan mesin berteknologi tinggi, dengan berbagai persyaratan konstruksi yang ketat. Seperti resistensi, finish and management melalui rasio variabel semen, air, dan agregat dalam campuran dengan kualitas dan bahan semen yang telah teruji agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dengan begitu menghilangkan kebutuhan untuk mencampur beton, menentukan proporsi bahan, dan pengujian mutu beton secara manual, yang biasa dilakukan dalam proses pengecoran struktur konstruksi selama ini. “Aplikasi online Adhimix Retail akan menjadi ujung tombak layanan produk dan solusi beton ritel, siap pakai kualitas terbaik, bagi pelanggan B2B atau B2C skala kecil maupun menengah,” kata Yoppi Yanuar, Direktur Adhimix RMC Indonesia, pada acara peluncuran aplikasi tersebut, di Jakarta, (6/6). Dengan demikian sekarang, imbuhnya, memesan beton siap pakai untuk mengecor rumah, pabrik/gudang, jalan utama dan lingkungan, ruko, kantor, kolam renang, atau struktur konstruksi lainnya, menjadi sangat mudah, efisien, dan aman. Kontribusi Tinggi Dengan adanya aplikasinya ini, Adhimix Retail menjadi pelopor pemesanan beton siap pakai dan turunannya melalui aplikasi on demand. Diungkapkan, sejak tahap soft launch, aplikasi ini telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi perusahaan, yaitu sebesar 20% dari total transaksi. Sementara jumlah pelanggan yang telah mengunduh dan menggunakan aplikasi ini sudah lebih dari 27.000 pengguna aktif. Pengguna aplikasi paling besar berasal dari Jakarta (63%), disusul asal Bekasi (25,9%), Tangerang (11%), dan Depok (9%). Kemudian Bandung (7,6%), Surabaya (4,7%), Semarang (2,5%), dan Bogor (2,3%). Adapun profil penggunanya, sebanyak 60% pelanggan berasal dari badan usaha/B2B dan sisanya berupa pelanggan perorangan/B2C. Dengan fokus pekerjaan pada konstruksi pabrik sebesar 31%, rumah tinggal 26%, ruko/kantor sebesar 24%, dan sisanya 19% pada pekerjaan infrastruktur/jalan lingkungan. Kontribusi nilai transaksi melalui aplikasi Adhimix Retail ini diharapkan dapat terus meningkat, seiring dengan kualitas aplikasi yang aman untuk bertransaksi, dukungan ekosistem pra produksi dan pasca produksi, serta layanan pelanggan Adhimix Retail selama 24 jam 7 hari penuh. Termasuk layanan tenaga ahli beton siap pakai, kerjasama pihak perbankan dan financial technology/fintech, serta proses pembuatan beton siap pakai yang telah tersertifikasi dan berbasis komputer. Pada sisi lain, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) beton siap pakai mutu sangat tinggi Adhimix Retail telah mencapai 90%, berdasarkan sertifikat resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian tahun 2022. Selain itu juga telah mengantongi lisensi mutu ISO 9001:2015 dari Lloyd’s Register dan ISO 14001:2015 dari KBS Certification Services Pvt.Ltd , keduanya diterbitkan pada tahun 2021.